[img url="/" rel="SEURAMOE JEUMPA" src="http://1.bp.blogspot.com/-XWFdgGMuFPw/WS9BNw4AAJI/AAAAAAAAAPM/ybJ_43mbfCY2HgxN5ZQ01wVGB2pTz018wCK4B/s1600/10419684519072686025.gif"/]

Proyek Jembatan Krueng Tingkeum Terbengkalai, Masyarakat Menyeberang Menggunakan Rakit

Proyek pembangunan jembatan Krueng Tingkeum, Kutablang, Kabupaten Bireuen, masih terbengkalai. Karenanya masyarakat sekitar harus menggunakan rakit untuk menyeberang.

BANDA ACEH -- Proyek pembangunan jembatan Krueng Tingkeum, Kutablang, Kabupaten Bireuen, masih terbengkalai. Karenanya masyarakat sekitar harus menggunakan rakit untuk menyeberang. Sementara kondisi badan jalannya yang juga belum teraspal menyebabkan musim kemarau banyak debu, sedangkan pada musim hujan, badan jalannya menjadi becek.

Jembatan Krueng Tingkeum Terbengkalai
Jalan alternatif yang terlalu jauh, masyarakat memilih menumpang boat untuk menyeberangi Krueng Tingkeum, Kutablang, Bireuen, dengan harus membayar Rp. 5.000 untuk sekali jalan

Sejak jembatan itu dibongkar maret lalu, masyarakat yang berada di sebelah kanan sungai (Banda Aceh-Medan), yaitu Desa Tingkeum Baro, Pulo Reudeup, Geulanggang, Muenje, Cot Ara, dan lainnya yang hendak ke pasar Kutablang harus putar jalan sepanjang 8,5 km, melintasi jembatan rangka baja Mon Kelayu, jalan Samuti Aman, dan terakhir ke ujung jembatan sebelah timur, baru bisa tiba ke pasar Kutablang.

Sementara asyarakat yang berada di sebelah kiri sungai (Medan-Banda Aceh) yang ingin ke Matanggeulumpang Dua harus putar jalan sepanjang 7,5 km melintasi jalan Desa Tingkeum Manyang, Blang Mee, Pante Baro, Kubu, melewati jembatan rangka baja Pante Lhong terus ke simpang empat Gie Kapal, kembali ke jalan nasional.

Dalam sebulan terakhir, untuk memperpendek rute jalan yang memutar itu, sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang menyediakan rakit penyeberangan. Tarif penyeberangannya untuk sekali jalan adalah Rp 5.000/sepmor bersama pengenderanya. Tak tanggung-tanggung, kadang dalam satu hari, ada dua sampai empat kali masyarakat harus menyeberang, biayanya bisa mencapai Rp 20.000.

Sedikit kemudahan itu hanya dirasakan oleh pengguna sepeda motor, tidak dengan kendaraan lainnya. Kendaraan seperti mobil penumpang umum, barang, dan mobil pribadi, terpaksa harus melintasi jalan alternative yang panjang berlekok dan berdebu itu.

Mendapat laporan tersebut, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah meminta kepada Satker Jalan Nasional I Aceh yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kembali jembatan Krueng Tingkeum tersebut agar bisa mempercepat pelaksanaan pembangunannya.

“Hampir setiap hari masyarakat yang berada di jalur alternatif mempertanyakan kepada kami, kapan pembangunan jembatan Krueng Tingkeum yang terletak di ruas jalan nasional tersebut dibangun kembali. Mereka sudah tak tahan dengan debu jalan dan harus mengeluarkan dana Rp 5.000 untuk satu kali penyeberangan naik rakit,” kata Zaini Abdullah pada pertemuan dengan Kepala Balai PU Jalan Nasional I Aceh, Faturrahman dan sejumlah Kasetker maupun PPK Jalan Nasional, Senin (5/6/2017) malam di Pendapa Gubernur Aceh.

Selanjutnya, Gubernur Zaini mengingatkan kepada Kasatker dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional Wil I Aceh, untuk terus memelihara rute jalan alternatif Jembatan Krueng Tingkeum itu dengan baik mengingat tiga minggu lagi sudah masuk kegiatan angkutan Lebaran yang pastinya aktivitas dan volume kendaraan meningkat dari kondisi normalnya.

Menanggapi permintaan Zaini tersebut, Kepala Kasatker PU Jalan Nasional I Aceh, Faturrahman Raden, didampingi Kasatker dan PPK-nya mengatakan, proses tender proyek pembangunan jembatan Krueng Tingkeum itu telah selesai dan pemenangnya juga sudah ada, yaitu PT Reskarya Joint Operational dengan perusahaan lokal.

Menurut laporan kontraktor, kata PPK Kasatker Jalan Nasional, Amri, kontraktor pemenang proyek jembatan Tingkeum saat ini sedang dalam pengiriman besi tiang pancang jembatan dari Lampung ke Aceh.

Menunggu tiba tiang pancang jembatan di lokasi, sekaranag ini kontraktor telah melakukan persiapan pekerjaan, apa saja yang bisa dikerjakan lebih dulu, akan dikerjakan. Misalnya, melakukan pengukuran untuk pembangunan kepala jembatan.

Tanggung jawab lainnya, lanjut Amri, pemeliharaan badan jalan alternatif. Jalan yang berlubang ditimbun dan kemudian digilas pakai mesin gilas untuk memeratakannya. Setiap hari sudah disediakan dua alat berat untuk meratakan badan jalan yang berlubang tersebut.

Sementara itu, Kapolres Bireuen, AKBP Riza Yulianto SE SH menilai, kondisi ruas jalan alternatif sebelah utara jembatan Krueng Tingkeum, Kutablang, Kabupaten Bireuen, dapat dianggap memadai. Kendaraan besar, sedang, maupun kecil bisa melintas, namun dibeberapa tempat memang telah berlubang dan bergelombang, sehingga itu perlu segera diperbaiki, mengingat tak lama lagi akan memasuki mudik lebaran.


Menurut informasi yang dihimpun, 48 tiang pancang dan perangkat lainnya untuk pembangunan jembatan Krueng Tingkeum yang didatangkan dari Jakarta kini dalam perjalanan ke Bireuen. Diperkirakan, pada 20 Ramadhan tiang-tiang pancang tersebut tiba ke Bireuen. Sedangkan pembangunan jembatan baru akan dimulai seusai Lebaran Idul Fitri dan akan rampung akhir Desember 2017.
Label:

Posting Komentar

MKRdezign

{facebook#https://facebook.com/} {twitter#https://twitter.com/SeuramoeJeumpa} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/104845329941163045524}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget