BANDA ACEH -- Proyek
pembangunan jembatan Krueng Tingkeum, Kutablang, Kabupaten Bireuen, masih
terbengkalai. Karenanya masyarakat sekitar harus menggunakan rakit untuk
menyeberang. Sementara kondisi badan jalannya yang juga belum teraspal menyebabkan
musim kemarau banyak debu, sedangkan pada musim hujan, badan jalannya menjadi becek.
Jalan alternatif yang terlalu jauh, masyarakat memilih menumpang boat untuk menyeberangi Krueng Tingkeum, Kutablang, Bireuen, dengan harus membayar Rp. 5.000 untuk sekali jalan |
Sejak
jembatan itu dibongkar maret lalu, masyarakat yang berada di sebelah
kanan sungai (Banda Aceh-Medan), yaitu Desa Tingkeum Baro, Pulo Reudeup,
Geulanggang, Muenje, Cot Ara, dan lainnya yang hendak ke pasar Kutablang harus
putar jalan sepanjang 8,5 km, melintasi jembatan rangka baja Mon Kelayu, jalan
Samuti Aman, dan terakhir ke ujung jembatan sebelah timur, baru bisa tiba ke
pasar Kutablang.
Sementara
asyarakat yang berada di sebelah kiri sungai (Medan-Banda Aceh) yang ingin ke
Matanggeulumpang Dua harus putar jalan sepanjang 7,5 km melintasi jalan Desa
Tingkeum Manyang, Blang Mee, Pante Baro, Kubu, melewati jembatan rangka baja
Pante Lhong terus ke simpang empat Gie Kapal, kembali ke jalan nasional.
Dalam
sebulan terakhir, untuk memperpendek rute jalan yang memutar itu, sudah ada
beberapa kelompok masyarakat yang menyediakan rakit penyeberangan. Tarif
penyeberangannya untuk sekali jalan adalah Rp 5.000/sepmor bersama
pengenderanya. Tak tanggung-tanggung, kadang dalam satu hari, ada dua sampai
empat kali masyarakat harus menyeberang, biayanya bisa mencapai Rp 20.000.
Sedikit
kemudahan itu hanya dirasakan oleh pengguna sepeda motor, tidak dengan
kendaraan lainnya. Kendaraan seperti mobil penumpang umum, barang, dan mobil
pribadi, terpaksa harus melintasi jalan alternative yang panjang berlekok dan
berdebu itu.
Mendapat
laporan tersebut, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah meminta kepada Satker Jalan
Nasional I Aceh yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kembali jembatan
Krueng Tingkeum tersebut agar bisa mempercepat pelaksanaan pembangunannya.
“Hampir
setiap hari masyarakat yang berada di jalur alternatif mempertanyakan kepada
kami, kapan pembangunan jembatan Krueng Tingkeum yang terletak di ruas jalan
nasional tersebut dibangun kembali. Mereka sudah tak tahan dengan debu jalan
dan harus mengeluarkan dana Rp 5.000 untuk satu kali penyeberangan naik rakit,”
kata Zaini Abdullah pada pertemuan dengan Kepala Balai PU Jalan Nasional I
Aceh, Faturrahman dan sejumlah Kasetker maupun PPK Jalan Nasional, Senin (5/6/2017)
malam di Pendapa Gubernur Aceh.
Selanjutnya,
Gubernur Zaini mengingatkan kepada Kasatker dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Jalan Nasional Wil I Aceh, untuk terus memelihara rute jalan alternatif Jembatan
Krueng Tingkeum itu dengan baik mengingat tiga minggu lagi sudah masuk kegiatan
angkutan Lebaran yang pastinya aktivitas dan volume kendaraan meningkat dari
kondisi normalnya.
Menanggapi
permintaan Zaini tersebut, Kepala Kasatker PU Jalan Nasional I Aceh,
Faturrahman Raden, didampingi Kasatker dan PPK-nya mengatakan, proses tender
proyek pembangunan jembatan Krueng Tingkeum itu telah selesai dan pemenangnya
juga sudah ada, yaitu PT Reskarya Joint Operational dengan perusahaan lokal.
Menurut
laporan kontraktor, kata PPK Kasatker Jalan Nasional, Amri, kontraktor pemenang
proyek jembatan Tingkeum saat ini sedang dalam pengiriman besi tiang pancang
jembatan dari Lampung ke Aceh.
Menunggu
tiba tiang pancang jembatan di lokasi, sekaranag ini kontraktor telah melakukan
persiapan pekerjaan, apa saja yang bisa dikerjakan lebih dulu, akan dikerjakan.
Misalnya, melakukan pengukuran untuk pembangunan kepala jembatan.
Tanggung
jawab lainnya, lanjut Amri, pemeliharaan badan jalan alternatif. Jalan yang
berlubang ditimbun dan kemudian digilas pakai mesin gilas untuk memeratakannya.
Setiap hari sudah disediakan dua alat berat untuk meratakan badan jalan yang
berlubang tersebut.
Sementara
itu, Kapolres Bireuen, AKBP Riza Yulianto SE SH menilai, kondisi ruas jalan
alternatif sebelah utara jembatan Krueng Tingkeum, Kutablang, Kabupaten
Bireuen, dapat dianggap memadai. Kendaraan besar, sedang, maupun kecil bisa
melintas, namun dibeberapa tempat memang telah berlubang dan bergelombang, sehingga
itu perlu segera diperbaiki, mengingat tak lama lagi akan memasuki mudik
lebaran.
Menurut
informasi yang dihimpun, 48 tiang pancang dan perangkat lainnya untuk
pembangunan jembatan Krueng Tingkeum yang didatangkan dari Jakarta kini dalam
perjalanan ke Bireuen. Diperkirakan, pada 20 Ramadhan tiang-tiang pancang
tersebut tiba ke Bireuen. Sedangkan pembangunan jembatan baru akan dimulai
seusai Lebaran Idul Fitri dan akan rampung akhir Desember 2017.
Posting Komentar